BHUWANA
AGUNG DAN BHUWANA ALIT
Teori proses penciptaan alam semesta beserta isinya
ini disebut dengan “Srsti” atau siang hari Brahman. Sedangkan ketika ala mini
meniada disebut dengan “Pralaya” atau “Brahmanakta” (malam hari Brahman).
Tentang kapan alam semesta ini tercipta sangat sulit dipastikan mengingat
keterbatasan kemampuan manusia. Beberapa ilmuwan dan peneliti mencoba untuk
membuat teori tentang penciptaaan tetapi tidak satupun dapat memastikan kapan
alam raya ini tercipta. Menurut Hindu sendiri teori penciptaan tentang alam
semesta ini banyak diuraikan mulai dari alam semesta ini dalam keadaan tidak
pernah ada, lalu ada, kemudian tidak ada lagi, demikian seterusnya
berulang-ulang.
A.
Bhuwana Agung
a. Pengertian
Bhuwana
Agung terdiri dari dua kata yaittu “Bhuwana” dan “Agung”. Bhuwana artinya
dunia, alam, loka atau jagat. Agung berarti besar atau raya. Jadi Bhuwana Agung
artinya alam semesta (macrocosmos) atau Brahmanda.
b. Proses terjadinya Bhuwana Agung
Alam
semesta ini berasal dari Bhatara Siwa (Rudra) dimulai dari unsure yang paling
halus / gaib menjadi lebih kasar / nyata. Ada 12 tahap proses penciptaan
Bhuwana Agung yang disebut dengan “Tattwa Rwawelas”, diantaranya :
·
Bhatara Siwa
(Rudra)
·
Sang Purusa
(Brahma)
·
Awyakti (Wisnu)
·
Budhi yang
bersifat Sattwa
·
Ahamkara yang
bersifat Rajas
·
Panca Tan Matra
yang bersifat Tamas
·
Manah
·
Akasa
·
Bayu
·
Agni
·
Apah
·
Prthiwi
Berawal
dari kekuatan tapa-Nya, Purusa (unsure kejiwaan/rohani) dan Prakerti (unsure
kebendaan/jasmani). Purusa dan prakerti adalah zat yang sangat halus (Citta)
yang dipengaruhi kekuatan Tri Guna (Sattwam, Rajas, dan Tamas) sehingga
terciptalah Buddhi, Manah, dan Ahamkara. Kemudian terciptalah Dasendriya oleh
kekuatan tapa Brahman , sehingga muncul kemudian Panca Tan Matra (5 unsur yang
bersifat halus. Dari Panca Tan Matra kemudian munculah Panca Maha Bhuta (5
unsur yang bersifat kasar). Panca Maha Bhuta kemudian berevolusi menjadi
Brahmanda-Brahmanda yang ada di Bumi yang berlapis-lapis ini.
Lapisan jagat raya ini disebut “Sapta Loka” yang terdiri dari :
a.
Bhur Loka (alam
manusia)
b.
Bhuwah Loka
(alam para leluhur/pitra)
c.
Swah Loka (alam
para Dewa)
d.
Maha Loka
e.
Jana Loka
f.
Tapa Loka
g.
Satya Loka (
Nirgunan Brahman/ ruang vakum)
Ada juga lapisan menuju inti Bumi
atau “Kalagni Rudra” yang disebut “Sapta Patala” yang terdiri dari:
a.
Atala
b.
Vitala
c.
Sutala
d.
Talatala
e.
Mahatala
f.
Rasatala
g.
Patala
c. Unsure-unsure Bhuwana Agung
1.
Sang Hyang Widhi
: berkeadaan sunya, sepi, mutlak/absolute, kekal abadi, abstrak
2.
Tapa :
pemusatan pikiran
3.
Sang Purusa (Brahma) : benih kehidupan yang bersifat “Nitya”, tidak dapat
ditangkap dengan indriya dan tidak dapat dibayangkan (inangen-angen)
4.
Awyakta (Wisnu)
: asas material kebendaan tanpa kejiwaan (Pradana/Prakerti)
5.
Buddhi :
bersifat Sattwam, merupakan asas intelegensi dari kesadaran
6.
Ahamkara :
bersifat rajas, merupakan asas individualis
7.
Manah :
untuk berpikir
8.
Panca Tan Matra :
lima benih unsure yang sangat halus, terdiri dari:
·
Sabda Tan Matra
: benih suara
·
Rupa Tan Matra :
benih ruupa
·
Rasa Tan Matra :
benih Rasa
·
Gandha Tan Matra
: benih bau
·
Sparsa Tan Matra
: benih sentuhan
9.
Panca Maha Bhuta
: lima unsure yang lebih kasar, terdiri dari:
·
Akasa /Eter (Sparsa dan Sabda)
·
Bayu/Angin
(Sparsa dan Sabda)
·
Teja/Panas
(Sabda dan rupa)
·
Apah/Air (Sabda,
Sparsa, Rupa, Rasa)
·
Prthiwi/Padat
(kelima unsure Tan Matra)
B.
Bhuwana Alit
a. Pengertian
Bhuwana
Alit adalah alam kecil, isi dari alam semesta ini yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, serta makhluk lainnya.
Dalam Sveta Svatara Upanisad dijelaskan :
“Rudra setelah
menciptakan bumi dengan segala isinya lalu member tangan kepada manusia dan
memberi sayap kepada burung-burung beliau juga menjadi mata dari segala makhluk
menjadi wadah/muka semua makhluk, menjadikan tangan dari semua makhluk bahkan
menjadi kaki dari semua makhluk.
b. Proses
terjadinya Bhuwana Alit
Setelah
Sang Hyang Widhi menciptakan alam semesta ( Bhuwana Agung), maka beliau
berkehendak untuk menciptakan segala isinya. Makhluk hidup diciptakan dari yang
terendah sampai dengan makhluk hidup yang tertinggi. Makhluk hidup yangdiciptakan
oleh Tuhan Yang Maha Esa setelah terciptanya alam semesta ini di bagi menjadi 3
kelompok besar, yaitu:
1. Eka Pramana,
yakni makhluk hidup yang memiliki 1 kekuatan dalam hidupnya, yaitu Bayu.
Makhluk ini disebut dengan “Sthawara” atau makhluk yang tidak dapat berpindah-pindah
seperti tumbuh-tumbuhan. Bangsa Sthawara diantaranya:
Ø Trana (bangsa rumput)
Ø Lata (tumbuhan menjalar)
Ø Taru (bangsa semak dan pepohonan)
Ø Gulma (batang dalam berongga)
Ø Janggama (tumbuhan yang hidupnya menumpang)
2. Dwi Pramana, makhluk hidup yang memiliki 2 kekuatan yakni Bayu
dan Sabda disebut Satwa/Sato.
Ø Swedaya (binatang bersel satu)
Ø Andaya (bangsa binatang bertelur)
Ø Jarayudha (binatang menyusui)
3. Tri Pramana, makhluk yang memiliki 3 kekuatan yaitu Sabda,
Bayu, dan Idep. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna karena telah
memiliki pikiran. Klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Ø Nara Mega (manusia binatang)
Ø Wamana (manusia kerdil)
Ø Jatma (manusia paling sempurna)
Jenis-jenis manusia antara lain:
Ø Manusia laki-laki (Purusa)
Ø Manusia perempuan (Pradana)
Manusia sebagai makhluk tertinggi kelahirannya
mengalami siklus yang panjang. Bayi yang ada dalam kandungan adalah berkat
bertemunya Kama Petak/Sukla dan Kama Bang/Swanita. Kama petak adalah sel
laki-laki/sperma yang disimbulkan dengan Sang Hyang Semara. Sedangkan Kama Bang
adalah sel wanita/telur/ovumyang disimbulkan dengan Dewi Ratih. Dalam lontar
Anggastyaprana disebutkan bahwa pertemuan antara Kama Petak dan Kama Bang
disebut dengan Sang Ajursulang hingga membentuk zygote yang kemudian mengalami
proses pertumbuhan dalam rahim sehingga lahirlah bayi “Bhuwana Alit”.
Lahir
sebagai manusia merupakan anugerah yang sangat besar dan merupakan wujud yang
sangat mulia, sehingga hendaknya kita mensyukurinya.
c. Unsur-unsur Bhuwana Alit
Bhuwana Alit - Bhuwana Agung
Purusa +
Prakerti
Jiwatman/Sukma Sarira
Badan Kasar/Sthula Sarira
A. Sthula Sarira
1. Dasendriya, terdiri dari :
Ø Panca Budhindriya : 5 macam indriya untuk mengetahui sesuatu.
·
Caksuindriya (mata)
·
Srotendriya (telinga)
·
Ghranendriya (hidung)
·
Jihwendriya (lidah)
·
Twakendriya (kulit)
Ø Panca Karmendriya : indriya yang berfungsi untuk melakukan sesuatu.
·
Panindriya (tangan
)
·
Padendriya (kulit)
·
Garbhendriya (perut)
·
Upasthendriya/Bhagendriya
(kelamin pada laki-laki dan perempuan)
·
Payuindriya (anus)
2. Panca Tan
Matra
Ø Sabda Tan Matra
: rongga dada, rongga
mulut
Ø Sparsa Tan Matra
: nafas, udara
Ø Rupa Tan Matra : panas badan (suhu), sinar mata
Ø Rasa Tan Matra :
darah, lemak, kelenjar empedu
Ø Gandha Tan Matra
: tulang, otot, daging
3. Unsure-unsure
lain
Ø Sad Kosa : enam lapis pembungkus Sthula Sarira manusia, terdiri
dari :
·
Asti (tulang)
·
Odwad (otot)
·
Mamsa (daging)
·
Rudhira (darah)
·
Carma (kulit)
Ø Dasa Bayu/Dasa
Prana : 10 macam udara badan,
terdiri dari :
·
Prana (udara
paru-paru)
·
Samana (udara
pencernaan)
·
Apana (udara
pantat)
·
Udana (udara
kerongkongan)
·
Byana (udara
yang menyebar ke seluruh tubuh)
·
Naga (udara
perut)
·
Kumara (udara
yang keluar dari badan, tangan, dan jari)
·
Krakara (udara
saat bersin)
·
Dewadatta (udara
saat menguap)
·
Dananjaya (udara
member makan pada badan)
B. Suksma Sarira
Ø Panca Maya Kosa,
terdiri dari :
·
Anamaya Kosa (
pembungkus dari sari makanan)
·
Pranamaya Kosa (pembungkus
dari nafas)
·
Vijnanamaya Kosa
(pembungkus dari sari pengetahuan)
·
Manomaya Kosa
(pembungkus dari sari pikiran)
·
Anandamaya Kosa (pembungkus
dari sari kebahagiaan)
C. Pralaya Bhuwana Agung
dan Bhuwana Alit
Ketika alam semesta ini meniada disebut “Pralaya”
atau Brahmanakta (malam hari Brahma. Berdasarkan pendekatan Agama, Bhuwana Agung
dan Bhuwana Alit diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang bergelar Rudra dan
juga akan dikembalikan pada asalnya oleh beliau.
Masa
penciptaan (Srsti) sampai dengan masa Pralaya disebut dengan satu Kalpa/satu
hari Brahma yang berkisar antara 432 juta tahun atau disebut juga dengan 1
tahun Tuhan.
Gambaran
terjadinya Pralayadapat dinyatakan sebagai berikut:
“Hancurnya
ikatan kesatuan api/matahari (teja) lalu menyebar ke seluruh ruangan besar yang
mengakibatkan udara menjadi panas dan terus membara yang mengakibatkan air
(apah) menguap dan habis. Maka semua makhluk hidup akan hancur. Zat logam atau
batu (prthwi) di bumi maupun yang ada di planet-planet lain akan hancur mencair
dan menguap oleh panas yang dahsyat. Kemudian Panca Maha Bhuta akan kembali menjadi
atom-atom dalam wujud yang amat samgat kecil.”
D. Hubungan Bhuwana Agung dan
Bhuwana Alit
Bhuwana Agung dan
Bhuwana Alit saling berhubungan erat antar satu dengan yang lainnya. Diantaranya
adalah sebagai berikut :
·
Sama-sama
diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dimana keduanya diciptakan pada masa
Srsti dan akan berakhir pada masa Pralaya.
·
Memiliki unsure-unsure
yang sama meskipun ada perbedaan waktu dalam proses penciptaannya.
·
Keduanya saling
melengkapi, dimana Bhuwana Alit hidipnya sangat tergantung pada Bhuwana Agung
itu sendiri, begitu pula sebaliknya, Bhuwana Alitpun juga harus menjaga dan
merawat Bhuwana Agung.